Total Tayangan Halaman

Total Tayangan Halaman

Senin, 23 September 2013

Remaja dan Seks Edukasi

Pengetahuan mengenai reproduksi perlu di ketahui anak sejak dini. Memang, di Indonesia membicarakan reproduksi masih merupakan suatu hal yang tabu. Namun perlu diketahui, ketidaktahuan anak mengenai hal ini bisa menyebabkan terjerumus ke dalam hal yang merugikan, karena semakin lama lingkungan di sekitar menjadi tidak terkontrol. Anak tidak terlepas dari pertemanan dan lingkungan sekitarnya.

Membicarakan mengenai seks pada anak dan remaja bukan berarti membicarakan hal-hal yang vulgar atau menstimulus hasrat negatif. Yang terpenting adalah sesuaikan dengan jenjang usia dan seberapa jauh pemahaman anak tersebut. Misalkan, pada anak usia TK atau awal sekolah dasar, kita menyarankan untuk anak agar berhati-hati pada orang yang dikenal atau mewaspadai dan menjauhi seseorang yang menyentuh bagian tertentu tubuh mereka. Orang tua bisa lengsung berkomunikasi ke guru dan anak. bisa juga mewaspadai anak dengan adanya kasus-kasus kekerasan seksual di media-media agar anak mewas diri dan berhati-hati. pada anak usia pra remaja ketika memasuki masa menstruasi awal, kita coba untuk memaparkan agar senantiasa menjaga kebersihan reproduksi, cara berteman dengan lawan jenis, serta pendekatan agama yang diperdalam. Pengetahuan agama ini penting ditanamkan kepada anak sejak dini agar anak memiliki pondasi untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang, termasuk dalam hal reproduksi. 

Pembelajaran biologi dan ekstrakurikuler PIKRR (Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja) merupakan upaya untuk memperkenalkan remaja kepada pengetahuan reproduksi. Banyak hal-hal menarik yang dipelajari seperti pengenalan anatomi dan fungsi reproduksi, kontrasepsi, efek penyakit seks bebas, dan cara mewas diri dalam pergaulan. peran guru juga penting dalam hal ini. 

Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan remaja. Orang tua boleh saja membiarkan anak-anaknya melakukan kegiatan atau berpergian ke luar rumah asalkan orang tua harus mengetahui seberapa jauh sang anak melangkah. Saling berbagi dan saling percaya mampu mengukuhkan ikatan antara orangtua dan anak tanpa harus bersikap overprotektif atau berlaku ketat. Karena hal ini membuat remaja melakukan pelarian ke dunia yang memberikan kenyamanan.Syukur-syukur kalau pelarian pada lingkungan positif. Namun, apa jadinya jika dielrikan kelingkungan negatif? Pemahaman reproduksi yang salah dikalangan remaja mampu menhancurkan generasi ke generasi. Aborsi, penyakit kelamin dan anak-anak yang tidak diketahui orangtuanya membuat suatu peradaban bangsa perlahan-lahan mengalami kehancuran. Mempelajari reproduksi juga mempelajari kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar